CERPEN
“Pintar tanpa guru dan sakti tanpa kadigdajayaan" Wan, disela-sela kesibukanku mencari ketenangan aku bertemu pengelana di jalan, kupikir dia orang gila..... ya.... aku pastikan dia sebagai orang gila karena penampilannya yang semrawut dan aneh. Lelaki setengah baya yang memakai baju serba hitam dan memanggul buntelan baju itu menghentikan langkahku ketika aku hendak main ke Baureno. Aku agak was-was, pria itu lusuh, lebih lusuh dari aku saat masih suka keluyuran di jalan. Pr ia itu mengajak ngobrol tanpa mau memperkenalkan jati dirinya. Sebenarnya aku tidak nyaman, mengobrol dengannya di trotoar jalan, karena banyak orang yang lalu lalang lewat. Ah peduli setan pikirku membathin, toh aku tidak ada bedanya dengan pria yang sedang mengajakku berbicara tersebut. Aku mulai tertarik dengan pokok bahasan yang ia sampaikan. Pria itu sedikit menyinggung masalah pribadi yang memang sedang aku alami. Kupikir pria lusuh ini punya "kelebihan", entah darimana ia bia mengerti a